
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah organisasi seni bela diri tradisional Indonesia yang didirikan pada tahun 1922. PSHT memiliki akar budaya dalam seni bela diri Pencak Silat dan didasarkan pada nilai-nilai seperti kesetiaan, keberanian, dan persaudaraan. Organisasi ini memiliki struktur hierarki dengan berbagai tingkatan, mulai dari siswa hingga warga, yang mencerminkan perkembangan kemahiran dan pemahaman anggotanya dalam Pencak Silat dan ajaran PSHT.
Setiap tingkatan dalam PSHT memiliki pengajaran khusus, termasuk gerakan dasar, teknik pertahanan, pukulan, tendangan, serta jurus-jurus yang semakin kompleks seiring dengan kenaikan tingkat. PSHT juga mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada para anggotanya.
Sebagai salah satu aliran Pencak Silat yang dikenal secara internasional, PSHT juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan budaya, olahraga, dan sosial. Organisasi ini memiliki komitmen untuk mempertahankan budaya dan tradisi Indonesia serta membangun persaudaraan di antara anggota dan masyarakat luas.
Sejarah Singkat PSHT
PSHT didirikan di Madiun pada tahun 1922 oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo (1888 – 1952), seorang pahlawan Perintis Kemerdekaan RI. Pada awalnya, organisasi ini bernama Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC). Nama ini kemudian diubah menjadi Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club” dan akhirnya menjadi “Persaudaraan Setia Hati Terate” dalam kongres pertama di Madiun pada tanggal 25 Maret 1951.
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah salah satu dari 10 perguruan historis yang menjadi pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta. Keanggotaan PSHT sebagai salah satu perguruan pendiri IPSI menunjukkan pengaruh dan kontribusi penting PSHT dalam perkembangan dan pengakuan Pencak Silat di Indonesia. IPSI merupakan organisasi yang memadukan berbagai aliran Pencak Silat di Indonesia dalam upaya untuk memajukan dan melestarikan seni bela diri tradisional tersebut serta mendukung prestasinya dalam kompetisi olahraga dan kebudayaan.
Tingkatan-Tingkatan Dalam PSHT
berikut adalah penjelasan mengenai tingkatan-tingkatan dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT):
- Siswa: Siswa Polos adalah tingkatan awal di PSHT, ditandai dengan sabuk berwarna hitam. Warna hitam melambangkan kebutaan karena siswa belum sepenuhnya memahami SH Terate. Pada tingkatan ini, siswa belajar tentang pengenalan Setia Hati dan Setia Hati Terate, gerakan dasar, senam, dan jurus. Mereka diajarkan gerakan tangan dan kaki, serta beberapa jurus dasar.
- Siswa Jambon: Siswa Polos yang lulus ujian kenaikan tingkat menjadi Siswa Jambon, ditandai dengan sabuk berwarna merah muda. Warna merah muda melambangkan keragu-raguan. Pada tingkatan ini, siswa mendalami pemahaman dan praktik Ajaran Setia Hati. Mereka juga belajar lebih banyak gerakan, senam, dan jurus yang lebih kompleks.
- Siswa Ijo: Siswa Jambon yang lulus ujian kenaikan tingkat menjadi Siswa Ijo, ditandai dengan sabuk berwarna hijau. Warna hijau melambangkan keadilan dan keteguhan. Pada tingkatan ini, siswa belajar gerakan dan teknik yang semakin kompleks dan mendalam.
- Siswa Putih: Siswa Putih adalah tingkatan yang memakai sabuk berwarna putih. Di tingkatan ini, siswa telah belajar semua gerakan dasar, pukulan, tendangan, teknik pertahanan, senam, dan sebagian besar jurus, kecuali jurus ke-36. Warna putih melambangkan kesucian, menandakan bahwa siswa diharapkan telah memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran dan nilai-nilai PSHT.
- Warga: Warga atau Pendekar SH Terate adalah mereka yang telah melewati ujian dan pengesahan. Warga dibagi menjadi tiga tingkat: Warga tingkat I (satria), tingkat II (ngalindra), dan tingkat III (pandhita). Warga tingkat I memakai sabuk putih dari kain mori, sementara warga tingkat dua dan tiga menggunakan selendang.
Setiap tingkatan ini mengajarkan tingkat pemahaman yang lebih dalam tentang PSHT dan melibatkan pengembangan kemampuan gerak, jurus, serta nilai-nilai spiritual.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah sebuah organisasi seni bela diri tradisional Indonesia yang didirikan pada tahun 1922. PSHT memiliki akar budaya dalam seni bela diri Pencak Silat dan berpegang pada nilai-nilai persaudaraan, kesetiaan, dan keberanian. Nama “PSHT” mencerminkan esensi dari organisasi ini, dengan arti “Persaudaraan Setia Hati Terate.” Lambang PSHT juga memiliki makna filosofis yang menggambarkan prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai dalam organisasi ini.
PSHT memiliki tingkatan-tingkatan yang mengajarkan nilai-nilai moral, etika, serta keterampilan bela diri kepada anggota-anggotanya. Sebagai salah satu perguruan historis, PSHT memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan Pencak Silat di Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi ini juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, dan olahraga, serta berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya dan membangun persaudaraan di antara anggota dan masyarakat luas.
Dengan nilai-nilai seperti persaudaraan, kesetiaan, dan keberanian sebagai inti ajarannya, PSHT terus menjadi simbol penting dalam mempromosikan seni bela diri tradisional Indonesia serta mendorong pembentukan karakter yang kuat dan etika yang baik di kalangan anggotanya.
Lalu Siapa Pelopor Pencak Silat di Indonesia? Baca disini